SULUTMEDIA.COM, MANADO — Jelang pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Sulawesi Utara, tensi politik internal partai berlambang pohon beringin tersebut semakin memanas. Isu saling sikut antar kader dan dugaan jual beli jabatan mencuat ke permukaan.

Namun di tengah gempuran isu negatif, nama Christiany Eugenia Paruntu (CEP) tetap menjadi magnet kuat dalam dinamika politik Golkar Sulut.
Meski terdapat propaganda yang ditengarai diarahkan untuk melemahkan posisi CEP, namun loyalitas kader dan simpati publik terhadap mantan Bupati Minahasa Selatan itu justru semakin menguat.
Elektabilitas CEP tak tergoyahkan, dan namanya terus menggema di tengah masyarakat Sulawesi Utara.
Beberapa pengamat politik menilai, munculnya isu-isu tersebut tidak bisa dilepaskan dari dinamika jelang Musda. Salah satunya disampaikan oleh akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Dr. Michael Mamentu, MA., seperti dilansir oleh peloporberita.com.
“Penentuan Ketua DPD I Partai Golkar adalah proses politik.
Jika dalam forum formal seperti Musda pihak tertentu merasa sulit menang, maka tidak menutup kemungkinan strategi alternatif seperti penggiringan opini negatif digunakan untuk menjatuhkan kandidat kuat seperti CEP,” kata Dr. Mamentu.
CEP: “Hormati Proses Hukum, Partai Tak Minta Uang”
Menanggapi isu yang berkembang, Christiany Eugenia Paruntu menegaskan bahwa Partai Golkar selalu menjunjung tinggi etika dan aturan organisasi.
“Kita harus hormati proses hukum. Jika benar ada anggota DPRD yang melakukan gratifikasi untuk mendapatkan jabatan pimpinan dewan, tentu akan ada sanksi organisasi,” ujar CEP.
Ia juga membantah keras jika Partai Golkar melakukan praktik transaksional dalam penempatan jabatan.
“Partai Golkar tidak pernah meminta-minta uang kepada kadernya,” tegas CEP.
Soliditas Kader dan Tantangan Musda
Meski dinamika internal tidak bisa dihindari, banyak kader menyuarakan perlunya menjaga soliditas menjelang Musda. CEP dinilai sebagai figur yang telah membuktikan kepemimpinan dan loyalitasnya terhadap partai, serta menjadi sosok yang dicintai akar rumput.
Musda DPD I Partai Golkar Sulut sendiri direncanakan berlangsung dalam waktu dekat dan menjadi momentum strategis bagi partai untuk menentukan arah kepemimpinan menjelang Pemilu 2029.
Donald Audy //Redaksi
Komentar