SULUTMEDIA.COM, Manado, 3 Maret 2025 – Polemik kepemimpinan di Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulawesi Utara (Sulut) mendapat perhatian dari Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Sulut, Steven Liow. Ia menegaskan bahwa meskipun terjadi dualisme di tingkat pusat, PWI Sulut harus tetap solid dan tidak terpecah belah.
Menjaga Kekompakan di Tengah Dualisme. Dalam pertemuan kali ini dengan sejumlah wartawan di kantornya, Steven Liow menyampaikan bahwa perpecahan yang terjadi di tingkat pusat tidak seharusnya memengaruhi soliditas PWI di daerah.
“Harus diakui atau tidak, organisasi di republik ini sering mengalami dualisme kepemimpinan. Namun, perlu dicatat bahwa dualisme itu hanya ada di pusat,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah tetap mengakui satu kepengurusan PWI Sulut, yaitu yang dipimpin oleh Vocke Lontaan, yang terpilih melalui Musda tahun 2021.
“Siapa pun yang menjadi pengurus PWI saat ini harus kita hormati. Dualisme hanya akan memperburuk citra wartawan,” tegasnya.
Polemik Dualisme PWI Sulut. Saat ini, PWI Sulut mengalami dualisme kepemimpinan dengan dua kubu yang saling mengklaim legalitas sebagai perpanjangan tangan PWI Pusat:
PWI versi Vocke Lontaan, yang terpilih melalui Musda tahun 2021.
PWI versi Vanny Loupatty, yang ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas berdasarkan SK 134-PGS/A/PP-PWI/II/2025.
SK yang menunjuk Vanny Loupatty sebagai Plt diterbitkan bertepatan dengan pelantikan Gubernur Sulut Yulius Selvanus Komaling dan Wakil Gubernur Victor Mailangkay beserta kepala daerah setingkat bupati/wali kota se-Sulut.
Dampak Dualisme bagi Pers di Sulut
Perpecahan dalam organisasi jurnalis seperti PWI dapat berdampak pada soliditas pers di Sulut. Dualisme kepemimpinan dapat menimbulkan kebingungan di kalangan wartawan serta berpotensi melemahkan posisi PWI sebagai wadah profesional bagi jurnalis.
Steven Liow mengingatkan bahwa kesatuan dan profesionalisme adalah kunci menjaga integritas dunia pers di Sulut.
Sebagai kesimpulan di tengah dinamika organisasi PWI Sulut, pesan dari Steven Liow sangat jelas: pers harus tetap solid dan tidak terpecah belah oleh kepentingan kepemimpinan. Wartawan di Sulut diharapkan tetap menjaga etika jurnalistik dan profesionalisme demi keberlangsungan pers yang independen dan berkualitas.
Nald\\Redaksi
Komentar